Jumat, 18 Maret 2011 - Bila teori terbaru dari Tom Weiler dan Chui Man Ho benar, LHC (Large Hadron Collider) – penumbuk atom terbesar di dunia yang mulai beroperasi secara teratur tahun lalu – bisa menjadi mesin pertama yang mampu menyebabkan materi bergerak mundur dalam waktu.
“Teori kami memang jauh dari dugaan,” aku Weiler,
yang merupakan profesor fisika di Universitas Vanderbilt, “namun ia tidak
melanggar satupun hukum fisika atau kendala eksperimental.”
Salah satu tujuan utama LHC adalah menemukan boson Higgs: partikel yang diajukan para fisikawan
untuk menjelaskan mengapa partikel seperti proton, neutron dan elektron
memiliki massa. Bila LHC berhasil memproduksi boson Higgs, sebagian ilmuan
meramalkan bahwa ia akan menciptakan partikel kedua, yang disebut singlet
Higgs, di saat yang bersamaan.
Menurut teori Weiler dan Ho, singlet ini harusnya
memiliki kemampuan melompat ke dimensi kelima dimana mereka dapat bergerak maju
atau mundur dalam waktu dan kembali muncul di masa depan atau masa lalu.
“Salah satu hal menarik mengenai pendekatan mesin
waktu ini adalah ia menghindari semua paradoks besar,” kata Weiler. “Karena
perjalanan waktu terbatas pada partikel khusus ini, tidaklah mungkin bagi
manusia untuk berjalan mundur ke masa lalu dan membunuh orang tuanya sebelum ia
sendiri lahir, misalnya. Walau begitu, bila ilmuan dapat mengendalikan produksi
singlet Higgs, mereka dapat mengirim pesan ke masa lalu atau ke masa depan.”
Melepaskan tempelan “brane“
Ujian teori peneliti ini adalah apakah para
fisikawan yang memonitor LHC mulai melihat partikel singlet Higgs dan produk
peluruhannya muncul secara spontan. Bila mereka memang mengamati demikian,
Weiler dan Ho percaya kalau mereka telah diproduksi oleh partikel-partikel yang
mundur dalam waktu untuk muncul sebelum tumbukan memproduksinya.
Teori Weiler dan Ho berdasarkan pada teori
M, sebuah “teori segalanya.” Sejumlah kecil fisikawan teoritis telah
mengembangkan teori M hingga titik dimana ia dapat mengakomodasi sifat semua
gaya dan partikel sub atom yang diketahui, termasuk gravitasi, namun ia
memerlukan 10 atau 11 dimensi bukannya empat yang familiar dengan kita. Hal ini
membawa pada saran kalau alam semesta kita mungkin seperti selaput empat
dimensi atau “brane” yang mengambang dalam ruang waktu multi dimensi yang
disebut “bulk”.
Menurut pandangan ini, balok pembangun dasar alam
semesta kita terjebak secara permanen dalam brane ini dan karenanya tidak dapat
bergerak ke dimensi lain. Walau begitu, ada sejumlah pengecualian. Sebagian
berpendapat kalau gravitasi, misalnya, lebih lemah dari gaya dasar lainnya
karena ia berdifusi ke dimensi lain. Pengecualian lainnya adalah singlet Higgs
yang diajukan itu, yang merespon gravitasi namun tidak pada gaya dasar lainnya.
Jawabannya ada pada neutrino?
Weiler mulai mempelajari perjalanan waktu enam
tahun lalu untuk menjelaskan anomali yang teramati pada beberapa eksperimen
dengan neutrino. Neutrino dinamakan partikel hantu karena
mereka langka sekali bereaksi dengan materi biasa: triliunan neutrino
menghantam tubuh kita tiap detik, namun kita tidak menyadarinya karena mereka
menembus tanpa mempengaruhi kita.
Weiler dan koleganya Heinrich Päs dan Sandip
Pakvasa di Universitas Hawaii datang dengan penjelasan anomali ini berdasarkan
keberadaan partikel hipotesis yang disebut neutrino steril. Dalam teori,
neutrino steril bahkan lebih sulit dideteksi daripada neutrino biasa karena
mereka hanya berinteraksi dengan gaya gravitasi. Sebagai hasilnya, neutrino
steril adalah partikel lain yang tidak menempel ke brane dan karenanya mestinya
mampu bergerak melewati dimensi ekstra.
Weiler, Päs dan Pakvasa mengajukan kalau neutrino
steril bergerak lebih cepat dari cahaya dengan mengambil jalan pintas lewat dimensi
ekstra. Menurut teori relativitas umum Einstein, ada kondisi khusus dimana
bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya itu setara dengan bergerak mundur
dalam waktu. Hal ini membawa para fisikawan ke dunia spekulatif perjalanan
waktu.
Idenya mempengaruhi fiksi ilmiah
Tahun 2007, para peneliti, bersama rekanan pasca
sarjana Vanderbilt, James Dent, mengeluarkan makalah berjudul “Neutrino Time
Travel (Perjalanan waktu neutrino)” yang membangkitkan sejumlah sensasi.
Gagasan mereka mengalir ke dua novel fiksi
ilmiah. Final Theory karya Mark Alpert, yang dinyatakan oleh New
York Times sebagai versi fisika dari The Da Vinci Code,” yang
berdasarkan pada ide para ilmuan mengenai neutrino yang mengambil jalan singkat
melewati dimensi ekstra. Novel karya Joe Haldeman The Accidental Time
Machine adalah mengenai mahasiswa pasca sarjana MIT yang melakukan
perjalanan waktu dan memuat catatan pengarang yang menjelaskan hubungan novel
ini dengan tipe mesin waktu yang dijelaskan oleh Dent, Päs, Pakvasa dan Weiler.
Ho adalah rekan pasca sarjana yang bekerja dengan
Weiler. Teori mereka dijelaskan dalam sebuah makalah yang diterbitkan tanggal 7
maret di situs penelitian arXiv.org.
Sumber berita
Referensi jurnal :
Ho, C.M., Weiler, T.J. Causality-Violating
Higgs Singlets at the LHC. arXiv.org, 2011; [link]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar