Senin, 9
Januari 2012 -
Penelitian yang diterbitkan minggu ini menunjukkan kalau sutra yang dihasilkan
ulat sutra transgenik di laboratorium Malcolm Fraser Jr., professor ilmu
biologi di Universitas Notre Dame, menunjukkan kekuatan dan elastisitas sutra
laba-laba yang dicari-cari. Sutra yang lebih kuat ini dapat digunakan untuk
membuat sutura, tangan buatan, dan parasut.
Temuan ini diterbitkan dalam Proceedings
of the National Academy of Sciences dan menyorot terobosan mereka dalam
pencarian panjang sutra dengan sifat mekanik demikian. Naskah diterbitkan
setelah proses mitra bestari (peer review) mendalam, dan dijadikan
sebagai artikel utama oleh penerbit jurnal, menunjukkan pentingnya bagi sains
dan teknologi.
“Ini sesuatu yang belum pernah dilakukan
sebelumnya,” kata Fraser. Proyek ini, yang menggunakan vector
piggyBac Fraser untuk menciptakan ulat sutra transgenic dengan protein
ulat sutra dan protein laba-laba pemintal, adalah kerjasama laboratoriumnya
dengan Donald Jarvis dan Randolph Lewis dari Universitas Wyoming. Lab
Jarvis membuat plasmid transgenic, sementara lab Fraser membuat ulat sutra
transgenic dan lab Lewis menganalisis serat dari ulat sutra. Hasilnya menunjukkan
kalau serat yang dihasilkan lebih kuat dari serat ulat sutra biasa dan sama
kuatnya dengan serat sutra yang dihasilkan laba-laba, menunjukkan kalau ulat
sutra dapat direkayasa untuk menghasilkan serat berkualitas tinggi tersebut.
Produksi komersil serat laba-laba dari laba-laba
tidak praktis karena laba-laba terlalu kanibalistik dan territorial untuk
diternakkan. Para peneliti mencoba memproduksi bahan yang lebih kuat dalam
organisme lain, termasuk bakteri, serangga, mamalia, dan tanaman, namun protein
tersebut membutuhkan pemintalan mekanis – tugas yang dilakukan ulat sutra
secara alami. Serat yang lebih kuat dapat digunakan untuk sutura, dimana
sebagian serat ulat sutra alami digunakan, serta dalam pembalut luka, tulang
rawan buatan, otot, jaringan, kapsul mikro, kosmetika, dan tekstil.
Penelitian ini adalah puncak usaha penelitian
yang dimulai lebih dari 10 tahun lalu dengan beasiswa dari Notre Dame untuk
Fraser untuk mengembangkan kemampuan transgenic ulat sutra; beasiswa dua tahun
R21 untuk Jarvis, Lewis, dan Fraser, dan beberapa tahun dana tambahan dari
Laboratorium Kraig BioCraft. Kesuksesan penelitian ini tidak akan terjadi tanpa
kemampuan melakukan transgenesis ulat sutra, yang dikuasai oleh Bong-hee
Sohn dan Young-soo Kim dalam lab Fraser di Notre Dame.
Kraig Biocraft Laboratories Inc., bersama
Fraser, Lewis dan Jarvis pada bidang ilmiah, saat ini mengevaluasi beberapa
kemungkinan bisnis untuk serat generasi pertamanya baik untuk penggunaan
tekstil maupun non-tekstil. Para peneliti pada akhirnya mengharapkan untuk
meningkatkan produk generasi pertama untuk membuat serat yang lebih kuat lagi.
Sumber berita:
Referensi jurnal:
F. Teule, Y.-G. Miao, B.-H. Sohn, Y.-S. Kim, J. J.
Hull, M. J. Fraser, R. V. Lewis, D. L. Jarvis. Silkworms transformed with
chimeric silkworm/spider silk genes spin composite silk fibers with improved
mechanical properties. Proceedings of the National Academy of Sciences,
2012; DOI: 10.1073/pnas.1109420109
Tidak ada komentar:
Posting Komentar