Jumat, 24 Februari 2012 - Pesawat Badan Antariksa Eropa
Rosetta telah mengungkapkan kalau asteroid Lutetia adalah badan primitive,
tersisa saat planet terbentuk di tata surya kita. Hasil dari pelintasan Rosetta
juga menunjukkan kalau dunia kecil ini mencoba menumbuhkan inti logam.
Rosetta terbang melintasi Lutetia tanggal 10 Juli 2010
dengan kecepatan 54 ribu km/jam dan jarak terdekat 3170 km. Pada saat itu,
asteroid sepanjang 130 km tersebut adalah yang terbesar yang pernah ditemui
pesawat ini. Sejak itu, para ilmuan telah menganalisis data yang diambil saat
perjumpaan singkat ini.
Semua perlintasan sebelumnya melewati benda ini,
yang merupakan pecahan dari sebuah badan yang lebih besar. Pada saat pertemuan
ini, walau begitu, para ilmuan berspekulasi kalau Lutetia mungkin merupakan
dunia mini primitive yang lebih tua.
Sekarang mereka lebih yakin lagi. Citra dari
kamera OSIRIS mengungkapkan kalau bagian dari permukaan Lutetia berusia sekitar
3,6 miliar tahun. Bagian lain lebih muda dalam standar astronomi, yaitu 50-80
juta tahun.
Astronom memperkirakan usia planet, bulan, dan
asteroid tanpa udara dengan menghitung kawah. Setiap depresi berbentuk mangkuk
di permukaannya terjadi lewat tumbukan. Semakin tua permukaan, semakin banyak
tumbukan yang akan dikumpulkannya. Sebagian dari Lutetia sangat berkawah,
menunjukkan kalau ia sangat tua.
Di sisi lain, daerah termuda Lutetia adalah
tebing runtuh, mungkin dipicu oleh getaran dari tumbukan dekat.
Bekas yang dihasilkan dari banyak tumbukan ini
sekarang berada di permukaan sebagai lapisan batuan setebal 1 km.
Ada juga batu-batu besar terhambur di permukaan:
sebagian besarnya 300-400 meter, atau separuh ukuran Batu Ayer di Australia.
Beberapa tumbukan pastinya begitu besar sehingga
melontarkan potongan besar Lutetia, perlahan memahatnya menjadi rongsokan
seperti yang kita lihat sekarang.
“Kami rasa Lutetia tidak lahir seperti ini,”
kata Holger Sierks, Max-Planck-Institut für Sonnensystemforschung,
Lindau, Jerman. “Mungkin ia lahir dalam kondisi bulat.”
Spectrometer VIRTIS di Rosetta menemukan kalau
komposisi Lutetia sangat seragam di semua daerah yang diamati.
“Mengejutkan kalau sebuah benda seukuran ini
dapat mempertahankan luka-luka peristiwanya begitu berbeda dalam usia di
permukaannya namun tidak menunjukkan tanda-tanda variasi komposisi permukaan,”
kata Fabrizio Capaccioni, INAF, Roma, Italia.
Ini baru awal dari misterinya.
Rosetta juga memungkinkan para ilmuan memeriksa
di bawah permukaan asteroid. Tampak kalau Lutetia mencoba menumbuhkan inti besi
seperti planet ketika ia terbentuk.
Pada pertemuan ini, gravitasi lemah Lutetia
menarik Rosetta. Perubahan kecil pada jalur Rosetta tercermin dalam sinyal
radio yang diterima di Bumi, menunjukkan massa 1,7 juta miliar ton.
Ini kejutan.
“Massa ini lebih rendah dari yang kami
perkirakan. Pengamatan berbasis Bumi menyimpulkan nilai yang lebih besar,”
kata Martin Pätzold, Universität zu Köln, Jerman, pemimpin tim ilmu
radio.
Walau begitu, ketika dibandingkan dengan volumenya,
Lutetia masih merupakan salah satu asteroid terpadat dari asteroid manapun yang
diketahui: 3400 kg per meter kubik. Kepadatan ini menunjukkan kalau Lutetia
mengandung kuantitas besi yang besar, namun tidak mesti berbentu inti sempurna.
Untuk membentuk sebuah inti besi, Lutetia harus
meleleh sebagai hasil dari panas yang dilepaskan isotop radioaktif dalam
batuannya. Besi padat kemudian akan tenggelam ke pusat dan bahan batuan akan
mengambang di permukaan.
Walau begitu, VIRTIS menunjukkan kalau komposisi
permukaan Lutetia tetap sepenuhnya purba, menunjukkan tidak satupun bahan
batuan diharapkan terbentuk saat fase pelelehan.
Penjelasan satu-satunya tampaknya Lutetia
merupakan subjek pemanasan internal awal dalam sejarahnya namun tidak cukup
meleleh dan karenanya berakhir dengan inti besi yang tidak sempurna.
Hasil ini, semua dikumpulkan hanya dalam sebuah
perjumpaan singkat, membuat Lutetia merupakan asteroid yang unik dan merupakan
kartu pos berharga dari masa lalu, saat Bumi sedang terbentuk.
“Kami memilih anggota paling penting sabuk
asteroid,” kata Rita Schulz, ilmuan proyek Rosetta ESA.
“Semua asteroid yang kami temui sejauh ini
berbeda satu sama lain, namun Lutetia satu-satunya yang tampilan purba dan
diferensiasinya ada.”
“Hasil tak terduga ini jelas menunjukkan kalau
masih banyak yang harus dipelajari sebelum kita memahami sabuk ini sepenuhnya.”
Sekarang setelah meninggalkan Lutetia, Rosetta
ada dalam kondisi hibernasi dan dalam perjalanan menuju perjumpaan tahun 2014
dengan komet Churyumov-Gerasimenko.
Sumber berita:
Referensi lanjut:
H. Sierks, P. Lamy, C. Barbieri, D. Koschny, H.
Rickman, R. Rodrigo, M. F. A’Hearn, F. Angrilli, M. A. Barucci, J.- L. Bertaux,
I. Bertini, S. Besse, B. Carry, G. Cremonese, V. Da Deppo, B. Davidsson, S.
Debei, M. De Cecco, J. De Leon, F. Ferri, S. Fornasier, M. Fulle, S. F. Hviid,
R. W. Gaskell, O. Groussin, P. Gutierrez, W. Ip, L. Jorda, M. Kaasalainen, H.
U. Keller, J. Knollenberg, R. Kramm, E. Kuhrt, M. Kuppers, L. Lara, M.
Lazzarin, C. Leyrat, J. J. L. Moreno, S. Magrin, S. Marchi, F. Marzari, M.
Massironi, H. Michalik, R. Moissl, G. Naletto, F. Preusker, L. Sabau, W.
Sabolo, F. Scholten, C. Snodgrass, N. Thomas, C. Tubiana, P. Vernazza, J.- B.
Vincent, K.- P. Wenzel, T. Andert, M. Patzold, B. P. Weiss. Images of
Asteroid 21 Lutetia: A Remnant Planetesimal from the Early Solar System. Science,
2011; 334 (6055): 487 DOI: 10.1126/science.1207325
Tidak ada komentar:
Posting Komentar